KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA ASAL
TIMOR LESTE DAN MAHASISWA EKS PENGUNGSI ASAL TIMOR LESTE PASKA REFERENDUM DI
KOTA YOGYAKARTA
(SUATU TINJAUAN SOSIO-KOMUNIKATIF)

DISUSUN OLEH
CESALTINO MANUEL MONTEIRO
NIM
10531021
SURAT PERMOHONAN PENGAJUAN JUDUL
SKRIPSI
No :
Hal :
Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran :
Kepada Yth:
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi STPMD”APMD”YOGYAKARTA
Di
STPMD”APMD”YOGYAKARTA
Dengan hormat,
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Cesaltino Manuel Monteiro
No.Mhs :
10531021
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Bahwa melalui surat permohonan ini saya mengajukan
judul skripsi, adapun judul skripsi yang saya ajukan adalah; KOMUNIKASI
ANTARA MAHASISWA ASAL TIMOR LESTE DAN MAHASISWA EKS PENGUNGSI ASAL TIMOR LESTE
PASKA REFERENDUM DI KOTA YOGYAKARTA (Suatu Tinjauan Sosio-Komunikatif).
Persyaratan yang
saya sertakan adalah:
1.
Pengantar Judul
Skripsi
2.
Foto kopy Kartu
Mahasiswa
3.
SKHU
4.
Kwitansi
Pembayaran
Demikian surat permohonan ini saya sampaikan. Atas
perhatian Bapak Ketua Prodi,
saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Cesaltino
Manuel Monteiro
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama :
Cesaltino Manuel Monteiro
NIM :
10531021
JURUSAN :
Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi :
KOMUNIKASI
ANTARA MAHASISWA ASAL TIMOR LESTE DAN MAHASISWA EKS PENGUNGSI ASAL TIMOR LESTE
PASKA REFERENDUM DI KOTA YOGYAKARTA (Suatu Tinjauan Sosio-Komunikatif).
Tanggal Persetujuan :
Menyetujui,
Ketua Prodi Ilmu Komunikasi
(Ade Chandra, M,si)
SURAT KETERANGAN
USULAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
Sesuai dengan
pembicaraan yang telah dilakukan antara saya dengan mahasiswa :
maka dengan ini saya :
Nama :
Cesaltino Manuel Monteiro
NIM :
10531021
JURUSAN :
Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : KOMUNIKASI ANTARA
MAHASISWA ASAL TIMOR LESTE
DAN MAHASISWA EKS PENGUNGSI ASAL TIMOR LESTE
PASKA REFERENDUM DI KOTA YOGYAKARTA(Suatu Tinjauan
Sosio-Komunikatif)
Maka dengan ini saya:
Nama Dosen
Menyatakan bersedia diusulkan menjadi pembimbing skripsi mahasiswa tersebut
di atas, apabila Mahasiswa tersebut memenuhi syarat untuk menempuh jalur
Skripsi. Demikian kesediaan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Yogyakarta,..../...../
Hormat saya,
( ................................. )
LATAR BELAKANG MASALAH
Ide
pelepasan Timor-Timur (sekarang Timor Leste) berawal dari munculnya dua opsi
penyelesaian masalah bagi Timor Timur melalui hasil referendum oleh
Pemerintahan B.J Habibie pada tanggal 27 Januari tahun 1999. Opsi Perama adalah
Pemberian Otonomi Khusus dan Opsi kedua adalah Pemisahan Timor-Timur dari
Indonesia. Berdasarkan pada kedua Opsi tersebut maka dilaksanakanlah Referendum
atau penentuan nasib Timor-Timur melalui pemunggutan Suara yang dilaksanakan
pada tanggal 30 agustus 1999.
Paska
referendum pada tanggal 30 Agustus tahun 1999 dan pengumuman hasil Referendum
pada tanggal 4 September 1999 setelah 78,5% memilih untuk Merdeka, di Timor
Leste terjadi exodus besar-besaran ke Timor Barat. Hampir di seluruh wilayah
Timor Leste masyarakat mengungsi ke Timor Barat karena situasi yang mencekam
pada waktu itu. Keselamatan nyawa menjadi alasan warga Timor Leste untuk
mengungsi ke Timor Barat. Selain ke Timor Barat ada juga yang mengungsi ke Australia dan Portugal.
Situasi
dan kondisi yang sangat mengancam nyawa pada waktu itu membuat banyak warga
yang memilih untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan mengungsi ke Timor Barat
yakni ke Atambua, Kupang, Kefa dan lain-lain. Namun juga banyak warga Timor
Leste yang mengungsi ke gunung-gunung dan memilih untuk tetap tinggal di Timor
Leste dengan segala resiko dan konsekuensinya. Setelah beberapa tahun mengungsi
di Timor Barat dan dengan situasi yang semakin kondusif banyak warga yang
memilih untuk kembali ke kampung halamannya namun tidak sedikit pula yang
memilih untuk menetap di Kamp-kamp pengungsian dan memilih untuk menjadi warga
negara Indonesia.
Setelah
hampir 15 tahun menjadi warga Negara Indonesia banyak Perubahan yang di alami
oleh eks pengungsi di Timor Barat yakni dari bidang sosial, Politik, Budaya,
Ekonomi, Pendidikan, Jasmani dan Rohani. Perubahan itu terjadi seiring dengan
situasi dan lingkungan yang dihadapi oleh warga eks Pengungsi setelah hidup
dalam situasi baru yang memaksa mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan itu.
Contohnya dibidang Ekonomi; ketika masih
berada di kampung halaman, banyak sumber daya alam yang bisa
dimanfaatkan, namun setelah berada di kamp pengungsian sumber daya alam menjadi
sangat terbatas bahkan tidak ada sama sekali untuk dikelola sehingga yang
mengharapkan bantuan dari pemerintah, demikian juga dengan bidang kehidupan
yang lainnya.
Setelah
pengungsian besar-besaran itu, entah yang berada di kamp pengungsian maupun
yang memilih tetap tinggal di Timor Leste telah ada satu tembok pemisah yang
sangat besar yang membuat mereka sangat sulit dalam berkomunikasi. Sulitnya
komunikasi itu disebabkan oleh berbagai hal misalnya: Teknologi, humanity
sense, dan jarak yang sangat jauh. Namun seiring dengan berjalannya waktu,
komunikasi antar mereka dapat terjalin kembali melalui badan PBB Unicef, Kemajuan
teknologi misalnya Internet, Telepon, Hp, surat pos dan lain sebagainya.
Komunikasi yang terjalin kembali memberi suatu bukti bahwa hubungan emosional
yang kuat akan selalu menjadi harapan yang besar untuk berkomunikasi walaupun
letak geografis yang sangat jauh.
Demikian
juga hingga saat ini komunikasi ini tetap terjalin secara emosional walaupun
secara Geografis dan secara Politik telah memiliki kedaulatan sendiri. Artinya
bahwa secara Politik telah berpisah secara berdaulat namun secara emosional
hubungan ini akan tetap ada dan terus berlanjut.
Komunikasi
yang terjalin ini bukan hanya terjadi antara warga Timor Leste di kamp
pengungsian dengan warga negara Timor Leste, namun komunikasi ini terus
berlanjut hingga ke berbagai daerah di Indonesia termasuk juga di Yogyakarta.
Berdasarkan data yang ada, hampir 1000 orang mahasiswa eks Pengungsi asal Timor
leste dan hampir 2000 orang mahasiswa asal Timor Leste yang sedang melanjutkan
study di Yogyakarta yang tersebar di beberapa, Universitas, Institut, akademi
pendidikan dan perguruan tinggi lainnya.
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan
yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu:
1.
Penjelasan umum tentang pengungsian
besar-besaran paska Referendum.
2.
Tentang komunikasi yang terjalin antara
Warga Timor Leste dan para pengungsi paska referendum
3.
Sarana atau alat apa yang digunakan
dalam proses komunikasi dan kendala-kendala yang dihadapi selama Proses
Komunikasi.
4.
Bagaimana komunikasi antara mahasiswa
asal Timor Leste dan mahasiswa eks pengungsi Timor Leste di yogyakarta paska
referendum hingga saat ini.
5.
Relasi atau hubungan mahasiswa asal
Timor Leste dengan Mahasiswa eks Pengungsi asal Timor Leste Paska Referendum.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
diadakan penelitian tentang komunikasi antara...adalah:
1.
Agar bisa mengetahui dan memahami cara
dan Proses komunikasi yang dilakukan oleh mahasiswa asal Timor Leste dan
Mahasiswa ex pengungsi Timor Leste yang kuliah di Yogyakarta
2.
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi
antara Mahasiswa asal Timor Leste dengna Mahasiswa Eks Pengungsi Timor Leste paska
Referendum.
3.
Untuk memberikan gambaran umum tentang
hubungan dan komunikasi yang terjalin antara mahasiswa asal Timor Leste dengan
Mahasiswa Eks Pengungsi asal Timor leste di Yogyakarta.
4.
Untuk mengetahui sarana dan prasarana
yang digunakan dalam berkomunikasi antara Mahasiswa asal Timor Leste dengan
Mahasiswa Eks Pengungsi asal Timor Leste di Yogyakarta.
METODOLOGI PENELTIAN
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengumpulan
membaca atau teknik Leterer
Metode Leterer atau membaca adalah sebuah teknik yang digunakan penulis
dengan cara mencari referensi melalui buku-nuku. Data dan metode-metode untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengumpulkan data tentang proses
Komunikasi diperoleh dengan Pengumpulan data studi kepustakaan yaitu dengan
mengumpulkan berbagai sumber-sumber refrensi baik berupa buku,artikel dan
lainnya
2. Metode
Wawancara
Metode dengan mewawancara yaitu komunikasi langsung antara penulis pihak
yang memerikan informasi atau informan dengan cara saling tanya jawab sesuai
dengan bahan penelitian.
3. Metode Observai
atau pengamatan
Selain dengan membaca buku dan wawancara penulis juga mengunakan metode
observasi atau pengamatan. Metode pengamatan adalah suatu teknik yang digunakan
penulis dengan melakukan observasi langsung dengan kenyataan yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
Jaguaribe,
Helio, Um Estudo Critico da Historia,
Paz E Terra, São Paulo, Brasil, 2oo1.
Nevins,
joseph, Pembantaian Timor-Timur, Horor
Masyarakat Internasional, Galang Press, Yogyakarta, 2008.
Www.Wikipedia.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar