Sabtu, 03 Maret 2018

KISAH DARI BATAS KOTA
Saya ngak tau, sekarang saya berada dimana? Itulah sms yang kukirimkan ke ketua kelompok kami, ketika saya merasa telah kehilangan arah. Pencarian yang cukup panjang untuk kembali ke tujuan yang sebenarnya. Ada rasa kesal, ada rasa capek, ada rasa lelah, ada rasa putus asa bahkan ada rasa benci pada diri saya dan ketua saya. Rintik-rintik hujan membawa dingin hingga ke tulang rusukku. Hijaunya alam dan sejuknya desa tidak menjadi indah dan tidak sejuk lagi untuk saya. Yang ada di benak saya Cuma mencari alamat yang ingin saya tuju. Apakah alam masih Indah..? ya alam masih sangat indah... dengan motor usang yang saya pinjam dari teman, saya masih menjadi seorang penjelajah yang menembus batas kota untuk mencari tujuan saya.
Hujan gerimis menjadi sahabat setia dalam penjelajahan saya, walau kadang saya benci, entah karena apa saya membencinya. Daun-daun yang bergoyang seolah menertawakan saya, dikala hembusan angin menerpa diselah-selah rintik-rintik hujan. Pencarianku belum selesai...dan ternyata saya masih mencari, hingga saya lupa bahwa alam tengah menghadirkan sesuatu yang berbeda kepada saya. Damai, tenang, kalem, sepi, sunyi dan hanya ada saya dan alam dan sang penciptnNya. Ya..I am lonely but I am not alone.

Dingin makin menyiksa, tapi saya menikmati penyiksaannya. Entah gerimis atau hujan deras, bagiku sama, mereka membuat tubuhku menggigil diantara sunyinya alam. Tetes-tetes air yang jatuh karena tertahan daun, mereka tetap menyiksa, tapi saya menikmati penyiksaan mereka.jalan setapak yang sudah agak berlumut karena genangan-genangan kecil menyambutku seolah mereka sedang memberi perhatian”hati-hati, licin”. Penjelajahan saya belum berakhir, saya belum mencapai tujuan saya, walaupun itu bukanlah tujuan saya yang sebenarnya. Bolehkah sejenak aku menikmati dirimu hay alamku? Belum sempat saya mendapat ijin, dengan sedikit rasa nekad, saya menghabiskan sedikit waktuku untuk menikmati alam, dan sungguh, saya sanggat menikmatinya...” sungguh nikmat penyiksaanmu” dan nasib motor yang kupinjam? Terima kasih sudah membawa saya sejauh ini dan lebih hebatnya kamu telah membawa saya hingga ke tempat ini. Walau sebenarnya sayalah yang membawamu, entahlah..!!! sebungkus rokok yang sudah agak sedikit basah karena ketidakpedulian saya dikala hujan, sedikit memberi warna ketika saya sedang terlena dengan keindahan alam. Maaf atas kelalaian saya tadi” kataku dalam hati kepada rokok sambil mengambil sebatang dari dalam bungkusan yang hampir robek. Syukurlah, korek aman! Kunyalakan korek dengan sedikit senyuman. Kubiarkan asap menyatu dengan alam, terbang diantara celah daun. Dan kutitipkan sedikit bebanku bersama asap rokok, ya, saya sedikit merasakannya, saya merasa lega, saya merasa ada beban yang hilang, saya merasa sangat bebas walau saya tidak tahu beban manakah yang telah kutitipkan bersama asap ke alam liar.
Apakah alam masih Indah,hmm..masih sangat indah. Apakah penjelajahan saya sudah berakhir. Oh, saya hampir lupa kalau saya hanya berada di sini untuk sejenak menghangatkan badan. Ya,,hanya dengan sebatang rokok dan asapnya. Saya lupa kalau saya belum mencapai tujuan saya. Tetapi, apakah itu tujuan saya yang sebenarnya..!! tidak..itu bukan tujuan yang sebenarnya. Lagu”sempurna” milik andra and the backbone yang sengaja saya setting di nada dering HP saya terdengar merdu di telingga saya. apakah lagu itu mewakili rasa yang ada waktu itu?hmm..ini rahasia saya. atau apakah lagi itu ada kenangan..ya masih rahasia saya. atau itu lagu favorite? Tidak ...itu bukan lagu favorite saya. lagu favorite saya waktu itu adalah”Separuh aku dari Noah”. Kog saya curhat..??  sedikit menggigil dan sedikit bersusah payah saya mengambil HP saya dari dalam saku celana saya yang sudah sangat usang. dan tertulis jelas di lcd HP’teeeeeet..(maaf disensor) is calling...halo..kataku salepas menekan tombol ok. Perbincangan yang cukup memberi semangat, sejenak saya lupa sama alam, saya hanya ingin berbicara sejenak walau jauh. Yang saya hanya ingin mendengar suaranya, hanya ingin tahu kabarnya, dan saya hanya ingin dia tahu kalau saya sedang menikmati alam dengan cara yang berbeda.
Apakah alam cemburu karena panggilan tadi? Atau apakah orang yang menelepon saya, cemburu karena saya hanya menghabiskan waktu saya dengan alam? Saya tidak tahu..yang saya tahu saya bahagia, saya merasa kenikmatan yang saya rasakan makin lengkap dengan panggilan tadi. Dan sekali lagi saya lupa kalau saya belum mencapai tujuan saya..
Masih gerimis? Tidak..masih dingin ..ya? Masih terpesona dengan keindahan alam?.ya..sudah siap untuk berjelajah? Siap tidak siap, ya harus siap. Ini pertanyaan dari dari saya dan untuk saya sendiri. mau merokok lagi.? Ya ..sebatang lagi. Setelah itu saya melanjutkan penjelajahan saya.
Pertemuan yang tidak di sengaja, saya bertemu seorang Nenek, sekitar 60 an tahun. Dengan seikat rumput ganjah yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Dia sangat kuat. Dan saya malu dengan pertemuan yang tidak disengaja ini. Selamat sore bu, numpang tanya” krengseng dimana? Saya membuka percakapan ketidakmaluan yang dibuat-buat. Nje, selamat sore. Oh krengseng, mas lurus aja, nanti ada ada turunan disebelah kanana ada tulisan “pedukuhan krengseng”. Lurus aja mas..disitu krengseng. Jawab nenek itu dengan senyuman yang kata orang jawa”suuuuaaaangat ramah”. Matur nuhun ya bu. Mari...dan sayapun melanjutkan penjelajahan saya. pertemuan yang hanya 1 menit saja, tapi mengajarkan pelajaran untuk seluruh sisa hidup saya. luar biasa.
 Hanya berselang 5 menit saya menemukan jalanan yang agak menurun..disinikah tempatnya..?spontan mataku menoleh ke kanan, dan saya tidak menemukan papan penunjuk arah. Apakah memang tidak ada atau di tiadakan? Saya baru datang dan saya tidak tahu. Dan saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saya, hanya sekitar 50 meter ada jalanan yang agak menurun lagi. Masih dengan gerak reflek yang sama. Menoleh ke kanan. Dan saya tidak akan menoleh ke kanan kalau saya tidak menyimpan semua kata-kata dari nenek tua yang saya temui tadi. Apakah dia malaikat” bisa ya” bisa tidak, karena dia hanyalah manusia seperti saya, dia tidak bersayap seperti para malaikat yang sebagian dari kita percaya dengan Iman. Tapi saya mempunyai satu keyakinan”Tuhan menolong umatnya dengan caranya sendiri”.
Krengseng, pedukuhan dengan penduduk yang sangat sederhana, alamnya yang masih sangat alamaih, suasananya yang sangat kentara kekampungannya. jalannya yang masih belum dipoles jadi aspal seperti yang ada di kota-kota besar. Bahkan di kota-kota besar hampir setiap tahun selalu diperbaiki. Di pedukuhan krengseng tidak diaspal, tidak diperbaiki, dan mungkin juga tidak diperhatikan oleh pemerintah..ah..bukan urusan saya..
Ya..ini tujuan saya, mencari pedukuhan krengseng, mencari kampung krengseng. Cinta pada pandangan pertama. Bukan pada orangnya, bukan pula pada alamnya, bukan pada jalannya yang sangat kekampungan, bukan pada udaranya yang segar tanpa polusi kayak di kota, tapi saya jatuh cinta pada semuanya. Semua yang saya lihat pertama kali di krengseng membuat saya benar-benar jatuh cinta. Apakah jatuh cinta saya membuat saya lupa daratan? Tidak.!!karena saya sedang tidak berada di pantai, apalagi laut. apakah membaut saya sejenak lupa pada panggilan dengan setingan nada dering lagu sempurna dari Andra and the backbone tadi? Saya tidak lupa, Cuma saya tidak ingat aja,,ya hanya sejenak saja. Dan saya yakin dia juga tidak melupakan saya, dia hanya lupa cara mengingat saya.
Penjelajahan saya akhirnya menemui arahnya, mencapai tujuannya walau itu bukanlah tujuan sebenarnya. Ini adalah awal pertemuan dengan krengseng, kampung dengan sejuta kenangan, sejuta senyuman, dengan sejuta cinta, dengan sejuta harapan, dengan sejuta doa dan dengan sejuta kasih sayang. Saya merasa berada dirumah sendiri, saya merasa berada di kampung sendiri. semua yang “menurut orang lain” tidak indah disitulah letak keindahannya. Yang menurut orang lain biasa saja disitulah letak keluar biasaannya.
Sejenak ku duduk, menghilangkan semua kebencian, semua rasa dingin, semua asap rokok, semua rintik hujan, semua nada dering di HP, semua beban, sejenak melupakan nenek tua, sejenak melupakan hijaunya pepohonan dan dedaunan, melupakan jalanan yang berlumut, jalanan yang menurun, papan penunjuk arah, ya ..sejenak saya melupakan semuanya. Saya kosongkan semua pikiran saya, dan menikmati keindahan krengseng dari sisi yang berbeda. Dan saya benar-benar bahagia. Karena bagi saya, kebahagiaan itu diciptakan bukan di cari. Carilah kebahagiaan dan nikmatilah dengan cara kita sendiri. itu sudah cukup. Apakah ini akhir dari penjelajahan saya? Tidak..ini bukan akhir tapi ini baru awal. Apakah kebahagiaan yang ada akan abadi? Saya kira ya..kebahagaiaan selalu abadi, hanya cara kita menikmati kebahagiaanlah yang tidak abadi.
Ya di rell itu, rell kereta api dekat krengseng itu, saya menghabiskan sedikit waktu saya untuk menikmati kebahagiaan abadi yang baru saja saya ciptakan. Dan saya menamai tempat itu”batas kota”. Ya..batas kota. Disini saya memulai segalanya walau takkan berakhir disini.


                        Sebuah karya fiktif nyata yg absurd.
                              Oleh N.N.


1 komentar:

Welcome In Blogging Is My Life

Contoh Sliding Login Dengan JQuery

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!