KISAH DARI BATAS KOTA
Saya ngak tau, sekarang saya
berada dimana? Itulah sms yang kukirimkan ke ketua kelompok kami, ketika saya
merasa telah kehilangan arah. Pencarian yang cukup panjang untuk kembali ke
tujuan yang sebenarnya. Ada rasa kesal, ada rasa capek, ada rasa lelah, ada
rasa putus asa bahkan ada rasa benci pada diri saya dan ketua saya.
Rintik-rintik hujan membawa dingin hingga ke tulang rusukku. Hijaunya alam dan
sejuknya desa tidak menjadi indah dan tidak sejuk lagi untuk saya. Yang ada di
benak saya Cuma mencari alamat yang ingin saya tuju. Apakah alam masih Indah..?
ya alam masih sangat indah... dengan motor usang yang saya pinjam dari teman,
saya masih menjadi seorang penjelajah yang menembus batas kota untuk mencari
tujuan saya.
Hujan gerimis menjadi sahabat
setia dalam penjelajahan saya, walau kadang saya benci, entah karena apa saya
membencinya. Daun-daun yang bergoyang seolah menertawakan saya, dikala hembusan
angin menerpa diselah-selah rintik-rintik hujan. Pencarianku belum
selesai...dan ternyata saya masih mencari, hingga saya lupa bahwa alam tengah
menghadirkan sesuatu yang berbeda kepada saya. Damai, tenang, kalem, sepi,
sunyi dan hanya ada saya dan alam dan sang penciptnNya. Ya..I am lonely but I
am not alone.
Dingin makin menyiksa, tapi saya
menikmati penyiksaannya. Entah gerimis atau hujan deras, bagiku sama, mereka
membuat tubuhku menggigil diantara sunyinya alam. Tetes-tetes air yang jatuh
karena tertahan daun, mereka tetap menyiksa, tapi saya menikmati penyiksaan
mereka.jalan setapak yang sudah agak berlumut karena genangan-genangan kecil
menyambutku seolah mereka sedang memberi perhatian”hati-hati, licin”. Penjelajahan
saya belum berakhir, saya belum mencapai tujuan saya, walaupun itu bukanlah
tujuan saya yang sebenarnya. Bolehkah sejenak aku menikmati dirimu hay alamku?
Belum sempat saya mendapat ijin, dengan sedikit rasa nekad, saya menghabiskan
sedikit waktuku untuk menikmati alam, dan sungguh, saya sanggat
menikmatinya...” sungguh nikmat penyiksaanmu” dan nasib motor yang kupinjam?
Terima kasih sudah membawa saya sejauh ini dan lebih hebatnya kamu telah membawa
saya hingga ke tempat ini. Walau sebenarnya sayalah yang membawamu,
entahlah..!!! sebungkus rokok yang sudah agak sedikit basah karena
ketidakpedulian saya dikala hujan, sedikit memberi warna ketika saya sedang
terlena dengan keindahan alam. Maaf atas kelalaian saya tadi” kataku dalam hati
kepada rokok sambil mengambil sebatang dari dalam bungkusan yang hampir robek.
Syukurlah, korek aman! Kunyalakan korek dengan sedikit senyuman. Kubiarkan asap
menyatu dengan alam, terbang diantara celah daun. Dan kutitipkan sedikit
bebanku bersama asap rokok, ya, saya sedikit merasakannya, saya merasa lega,
saya merasa ada beban yang hilang, saya merasa sangat bebas walau saya tidak
tahu beban manakah yang telah kutitipkan bersama asap ke alam liar.
Apakah alam masih
Indah,hmm..masih sangat indah. Apakah penjelajahan saya sudah berakhir. Oh,
saya hampir lupa kalau saya hanya berada di sini untuk sejenak menghangatkan
badan. Ya,,hanya dengan sebatang rokok dan asapnya. Saya lupa kalau saya belum
mencapai tujuan saya. Tetapi, apakah itu tujuan saya yang sebenarnya..!! tidak..itu
bukan tujuan yang sebenarnya. Lagu”sempurna” milik andra and the backbone yang
sengaja saya setting di nada dering HP saya terdengar merdu di telingga saya.
apakah lagu itu mewakili rasa yang ada waktu itu?hmm..ini rahasia saya. atau
apakah lagi itu ada kenangan..ya masih rahasia saya. atau itu lagu favorite?
Tidak ...itu bukan lagu favorite saya. lagu favorite saya waktu itu
adalah”Separuh aku dari Noah”. Kog saya curhat..?? sedikit menggigil dan sedikit bersusah payah saya
mengambil HP saya dari dalam saku celana saya yang sudah sangat usang. dan
tertulis jelas di lcd HP’teeeeeet..(maaf disensor) is calling...halo..kataku
salepas menekan tombol ok. Perbincangan yang cukup memberi semangat, sejenak
saya lupa sama alam, saya hanya ingin berbicara sejenak walau jauh. Yang saya
hanya ingin mendengar suaranya, hanya ingin tahu kabarnya, dan saya hanya ingin
dia tahu kalau saya sedang menikmati alam dengan cara yang berbeda.
Apakah alam cemburu karena
panggilan tadi? Atau apakah orang yang menelepon saya, cemburu karena saya
hanya menghabiskan waktu saya dengan alam? Saya tidak tahu..yang saya tahu saya
bahagia, saya merasa kenikmatan yang saya rasakan makin lengkap dengan
panggilan tadi. Dan sekali lagi saya lupa kalau saya belum mencapai tujuan
saya..
Masih gerimis? Tidak..masih
dingin ..ya? Masih terpesona dengan keindahan alam?.ya..sudah siap untuk
berjelajah? Siap tidak siap, ya harus siap. Ini pertanyaan dari dari saya dan
untuk saya sendiri. mau merokok lagi.? Ya ..sebatang lagi. Setelah itu saya melanjutkan
penjelajahan saya.
Pertemuan yang tidak di sengaja,
saya bertemu seorang Nenek, sekitar 60 an tahun. Dengan seikat rumput ganjah
yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Dia sangat kuat. Dan saya malu dengan
pertemuan yang tidak disengaja ini. Selamat sore bu, numpang tanya” krengseng
dimana? Saya membuka percakapan ketidakmaluan yang dibuat-buat. Nje, selamat
sore. Oh krengseng, mas lurus aja, nanti ada ada turunan disebelah kanana ada
tulisan “pedukuhan krengseng”. Lurus aja mas..disitu krengseng. Jawab nenek itu
dengan senyuman yang kata orang jawa”suuuuaaaangat ramah”. Matur nuhun ya bu.
Mari...dan sayapun melanjutkan penjelajahan saya. pertemuan yang hanya 1 menit
saja, tapi mengajarkan pelajaran untuk seluruh sisa hidup saya. luar biasa.
Hanya berselang 5 menit saya menemukan jalanan
yang agak menurun..disinikah tempatnya..?spontan mataku menoleh ke kanan, dan
saya tidak menemukan papan penunjuk arah. Apakah memang tidak ada atau di
tiadakan? Saya baru datang dan saya tidak tahu. Dan saya memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan saya, hanya sekitar 50 meter ada jalanan yang agak
menurun lagi. Masih dengan gerak reflek yang sama. Menoleh ke kanan. Dan saya
tidak akan menoleh ke kanan kalau saya tidak menyimpan semua kata-kata dari
nenek tua yang saya temui tadi. Apakah dia malaikat” bisa ya” bisa tidak,
karena dia hanyalah manusia seperti saya, dia tidak bersayap seperti para
malaikat yang sebagian dari kita percaya dengan Iman. Tapi saya mempunyai satu
keyakinan”Tuhan menolong umatnya dengan caranya sendiri”.
Krengseng, pedukuhan dengan
penduduk yang sangat sederhana, alamnya yang masih sangat alamaih, suasananya
yang sangat kentara kekampungannya. jalannya yang masih belum dipoles jadi
aspal seperti yang ada di kota-kota besar. Bahkan di kota-kota besar hampir
setiap tahun selalu diperbaiki. Di pedukuhan krengseng tidak diaspal, tidak
diperbaiki, dan mungkin juga tidak diperhatikan oleh pemerintah..ah..bukan
urusan saya..
Ya..ini tujuan saya, mencari
pedukuhan krengseng, mencari kampung krengseng. Cinta pada pandangan pertama.
Bukan pada orangnya, bukan pula pada alamnya, bukan pada jalannya yang sangat
kekampungan, bukan pada udaranya yang segar tanpa polusi kayak di kota, tapi
saya jatuh cinta pada semuanya. Semua yang saya lihat pertama kali di krengseng
membuat saya benar-benar jatuh cinta. Apakah jatuh cinta saya membuat saya lupa
daratan? Tidak.!!karena saya sedang tidak berada di pantai, apalagi laut. apakah
membaut saya sejenak lupa pada panggilan dengan setingan nada dering lagu
sempurna dari Andra and the backbone tadi? Saya tidak lupa, Cuma saya tidak
ingat aja,,ya hanya sejenak saja. Dan saya yakin dia juga tidak melupakan saya,
dia hanya lupa cara mengingat saya.
Penjelajahan saya akhirnya
menemui arahnya, mencapai tujuannya walau itu bukanlah tujuan sebenarnya. Ini
adalah awal pertemuan dengan krengseng, kampung dengan sejuta kenangan, sejuta
senyuman, dengan sejuta cinta, dengan sejuta harapan, dengan sejuta doa dan
dengan sejuta kasih sayang. Saya merasa berada dirumah sendiri, saya merasa
berada di kampung sendiri. semua yang “menurut orang lain” tidak indah
disitulah letak keindahannya. Yang menurut orang lain biasa saja disitulah
letak keluar biasaannya.
Sejenak ku duduk, menghilangkan
semua kebencian, semua rasa dingin, semua asap rokok, semua rintik hujan, semua
nada dering di HP, semua beban, sejenak melupakan nenek tua, sejenak melupakan
hijaunya pepohonan dan dedaunan, melupakan jalanan yang berlumut, jalanan yang
menurun, papan penunjuk arah, ya ..sejenak saya melupakan semuanya. Saya
kosongkan semua pikiran saya, dan menikmati keindahan krengseng dari sisi yang
berbeda. Dan saya benar-benar bahagia. Karena bagi saya, kebahagiaan itu
diciptakan bukan di cari. Carilah kebahagiaan dan nikmatilah dengan cara kita
sendiri. itu sudah cukup. Apakah ini akhir dari penjelajahan saya? Tidak..ini
bukan akhir tapi ini baru awal. Apakah kebahagiaan yang ada akan abadi? Saya
kira ya..kebahagaiaan selalu abadi, hanya cara kita menikmati kebahagiaanlah
yang tidak abadi.
Ya di rell itu, rell kereta api
dekat krengseng itu, saya menghabiskan sedikit waktu saya untuk menikmati
kebahagiaan abadi yang baru saja saya ciptakan. Dan saya menamai tempat
itu”batas kota”. Ya..batas kota. Disini saya memulai segalanya walau takkan
berakhir disini.
Sebuah
karya fiktif nyata yg absurd.
Oleh
N.N.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus