Cesaltino Manuel Monteiro
Keempat
Film tersebut yakni Cerita Pulau, Cerita
Yogyakarta, Cerita Cibinong dan Cerita Jakarta semuanya kisah dan kehidupan
yang berbeda dari kerasnya sebuah kehiduapan. Bisa dikatakan bahwa keempat
cerita tersebut menceritakan tentang kaum
perempuan dari kerasnya kehidupan dengan cerita yang berbeda yang berbeda.
Cerita Pulau:
Menceritakan
tentang kehiduapn kaum perempuan di pesisir yang tertindas dan selalu diremehkan.
Sebuah film pendek yang memberikan sebuah gambaran yang nyata tentang perempuan
pesisir yang tertekan dalam kehidupan sosial dan ekonomi yang mengakibatkan
harga diri hanya mempunyai nilai yang sama dengan selembar mata uang. Sajian yang sederhana dengan rangkaian
kata-kata yang sederhana mengambarkan dengan jelas sisi kehidupan dari pulau
pesisir yang kadang-kadang menilai sebuah perjuangan akan harga diri bisa
dibeli. Dan keadilan yang menjadi taruhannya.
Cerita Yogyakarta
Menurut
saya mengapa film ini di buat di Yogyakarta dan mengapa memilih Kota yogyakarta
untuk membuat film yang menceritakan kersanya hidup remaja sekarang ini? Alasan
saya sederhana, Karena Yogyakarta adalah Kota pelajar. Kemajuan teknologi yang
setiap detik mengalami perubahan turut memberi dampak pada kehiduapn masyarakat
khususnya kaum pelajar di Indonesia. Dari film ini bisa memberikan gambaran
bahwa kaum muda jaman sekarang ini menganggap semuanya itu hal yang biasa dan
sah-sah saja untuk dicoba, sekalipun akan sangat berdampak pada kehidupan
dimasa depan. Dalam film ini hanya
menceritakan bagian kecil dari liku-liku hidup kaum muda jaman sekarang.
Pergaulan bebas dan sex bebas adalah bagian yang tidak boleh dipisahkan dari
kaum muda. Dan yang lebih parah lagi mengartikan pernikahan layaknya sebuah
game yang dimainkan. Namun film ini juga meninggalkan satu refleksi mendalam
untuk saya”siapa yang bertanggung jawab atas semua ini?
Cerita Cibinong
Hidup
tidak segampang yang kita pikirkan dan tidak seperti yang kita mimpikan apalagi
untuk orang-orang yang ekonominya lemah. Segala macam cara dilakukan oleh kaum
perempuan hanya untuk sesuatu yang namanya”hidup” dengan segala konsekuensinya.
Seperti inilah yang dialami oleh esi dan anaknya musaroh dalam film cerita
Cibinong. Kaum perempuan sering menjadi korban dari kerasnya hidup karena ulah
dari kaum laki-laki. akibat dari perbuatan kaum laki-laki yang tidak
bertanggung jawab kaum perempuan harus menjadi korban bahkan dikorbankan demi
kehidupan.
Cerita Jakarta.
Film
pendek yang cukup memberikan pemahaman yang mendalam tentang arti dari sebuah
kasih sayang orang tua dan arti dari sebuah pengorbanan. Penyakit AIDS yang di
derita oleh Laksmi menjadi beban dan malapetaka untuk hidupnya sendiri dan
hidup anaknya. Lagi-lagi kaum perempuan menjadi korban dari perbuatan kaum
laki-laki. kaum perempuan harus berjuang sendiri demi satu kehidupan yang layak
dalam situasi yang sangat tertekan. Disinilah letak kasih sayang yang
sesungguhnya. Besarnya kasih sayang dan cinta yang begitu dalam terhadap
anaknya ia ingin melihat anaknya terus tersenyum dan bahagia sekalipun ia harus
berkorban dan ia tahu bahwa semua ini
tidak akan bertahan lama.
Kesimpulan
kecil
Kerasnya
hidup dan tekanan sosial sering menjadi beban bagi kaum perempuan untuk suatu
kehidupan yang layak. Kaum perempuan sering menjadi korban dan terpaksa menjadi
korban karena perbuatan dari kaum laki-laki yang tidak bertanggung jawab.
Walapun kita tahu bahwa kerasnya hidup berlaku untuk semua manusia baik
laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, sehat maupun sakit anak kecil
maupun orang dewasa. Dari keempat cerita diatas saya mengambil satu kesimpulan
kecil” semua ini karena sebuah kehidupan. Dan satu pertanyaan reflektif”semua
ini salah siapa dan siapa yan harus dipersalahkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar