BBM “BAHAN BAKAR MINYAK ATAU BIAR (rakyat)BANYAK MENDERITA”

Setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang menolak atau mendukung beberapa hari lagi harga BBM akan naik. Di seluruh wilayah indonesia masyarakat dan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM
namun para petinggi yang memutuskan dan mengsahkan kenaikan harga BBM tetap pada pendirian mereka yakni menaikkan harga BBM. Jika kita melihat secara alamiah ini sesuatu yang sangat membuat jengkel”bagaimana ngak jengkel??para petinggi Negara sah-sah saja menaikan harga BBM karena bagi mereka itu tidak ada pengaruhnya bagi mereka karena mereka mempunyai hak-hak khusus mengenai BBM. Jadi sekalipun dinaikan sampai 50.000 perliterpun mereka akan biasa saja karena mereka mempunyai gaji yang tinggi dan subsidi yang cukup. Dan yang menjadi sasaran adalah rakyat kecil yang pendapatan rata-ratanya masih dibawah standar, mereka akan sangat tertekan dan dirugikan dengan keputusan tersebut. Dan tidak hanya berdampak pada satu hal namun akan berdampak pada banyak hal misalnya pendidikan, ekonomi, sosial dan politik.

Para anggota DPR yang sebenarnya dipilih untuk menyuarakan suara rakyat pun hanya diam-diam saja alias tidak ada reaksi dalam menanggapi masalah kenaikan BBM ini. Dimanakah para anggota DPR yang mewakili suara rakyat?ketika rakyat berunjuk rasa dan menyampaikan aspirasinya maka sebagai wakil rakyat “seharusnya”mempertimbangkan suara rakyat dan berpihak kepada rakyat. Tapi kenyataan lain  menunjukkan keluh kesahnya para wakil rakyat yang sebenarnya mewakili rakyat menolak suara rakyat dan lebih parah lagi mereka tidak peduli dengan suara rakyat. Seharusnya unjuk rasa rakyat itu menjadi suatu bahan refleksi untuk para wakil rakyat yang sebenarnya dipilih untuk mewakili suara rakyat. Karena demonstrasi untuk bersuara adalah suatu bukti bahwa suara para wakil rakyat tidak “berhasil dan tidak mampu” menyuarakan suara rakyat.

Negara Indonesia juga sebagai salah satu negara dengan sumur minyak paling banyak dan yang menjadi pertanyaan adalah mengapa rakyat harus menderita karena BBM?menggapa harus ada kenaikan BBM?apa ini semua karena yang mengolah sumur-sumur minyak itu bukan orang Indonesia?lalu dimanakah sumber daya manusia Indonesia sekarang ini?atau ada kom kali kom di balik semua itu?kadang-kadang para petinggi berani mengorbankan rakyatnya demi sebuah kesuksesan pribadi.

Yang sangat memprihatinkan adalah diamnya para wakil rakyat ketika rakyat bersuara. Apapun yang terjadi segala keputusan yang diambil oleh para petinggi negara dampaknya tetap pada rakyat yang dipimpinnya. Dan akan  lebih berdampak lagi kalau keputusan yang diambil itu adalah menyengsarakan rakyat kecil. Lalu kalau keputusan-keputusan yang diambil itu menyengsarakan rakyat untuk apa jadi pemimpin kalau mengambil keputusan itu tidak menguntunkan rakyat?

Mungkin saja keputusan yang diambil itu untuk suatu tujuan yang tepat tapi apa jadinya kalau tujuan itu merugikan rakyat?sekali lagi apapun keputusan yang diambil pasti dampaknya terhadap rakyat dan rakyatlah yang akan lebih banyak merasakan dampaknya. Lalu dimanakah letak dari keberhasilan seorang pemimpin?kesejahteraan rakyat atau mempertahankan jabatan? Atau ini adalah statement klasik negara Indonesia “pengalihan issue?’

Janganlah mejadi tamu dirumah sendiri, janganlah kelaparan di lumbung padi. Artinya bahwa segala sesuatu yang menjadi hak milik rakyat dan negara sudah sepantasnya dan sewajarnya rakyat menikmatinya. Dan kita semua berharap agar ketika seluruh rakyat menyuarakan aspirasinya mereka yang dipilih rakyat untuk mewakili suara rakyat tidak hanya duduk diam dan hanya diam. Seperti kata Iwan fals dalam lagunya”wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju”.