PENDAHULUAN
Beberapa bulan terakhir ini di Indonesia terjadi beberapa kasus yang cukup menghebohkan dan bisa dibilang cukup membuat rakyat bingung. beberapa kejadian misalnya pembunuhan massal di mesuji lampung, tragedi para buruh di bima dan pencurian sandal jepit oleh seorang
pelajar yang pada akhirnya diselesaikan secara hukum. Dalam tulisan kali ini saya akan lebih fokus kepada kasus dipelabuahn sape bima. Kasus di pelabuahan sape, bima telah menjadi suatu masalah yang cukup rumit dan juga menjadi pukulan yang berat untuk pihak kepolisian. Berdasarkan pada data yang ada bahwa pihak kepolisian dan Komisi Hak Asasi Manusia akhirnya bekerja sama untuk menuntaskan kasus Bima, karena adanya perbedaan tentang fakta mengenai korban tewas yang terjadi di Bima. Apapun yang terjadi kasus ini telah terjadi dan kita semua telah menyaksikan lewat berbagai macam media yang ada.
pelajar yang pada akhirnya diselesaikan secara hukum. Dalam tulisan kali ini saya akan lebih fokus kepada kasus dipelabuahn sape bima. Kasus di pelabuahan sape, bima telah menjadi suatu masalah yang cukup rumit dan juga menjadi pukulan yang berat untuk pihak kepolisian. Berdasarkan pada data yang ada bahwa pihak kepolisian dan Komisi Hak Asasi Manusia akhirnya bekerja sama untuk menuntaskan kasus Bima, karena adanya perbedaan tentang fakta mengenai korban tewas yang terjadi di Bima. Apapun yang terjadi kasus ini telah terjadi dan kita semua telah menyaksikan lewat berbagai macam media yang ada.
Peranan Jurnalis dalam kasus Bima
Pada tanggal 27 bulan desember 2011 di salah satu TV swasta, ditayangkan tentang kejadian dibima nusa tenggara barat. Video yang berasal dari dokumen kepolisian ini menampilkan tentang bagaimana aparat kepolisisan membubarkan massa dengan aksi yang cukup anarkis. Empat hari sebelumnya atau tepatnya pada saat kejadian di bima ada video-vodeo lain yang menunjukkan tentang kejadian dibima. Dan dalam berita acara tersebut menyatakan bahwa itu berasal dari kepolisian yang merekam kejadian itu. Yang menjadi pertanyaan”dimanakah wartawan/Jurnalist?dan yang lebih parah lagi dalam video rekaman dari pihak kepolisian hanya ditayangkan awal dan akhir dari pembubaran yang dilakukan oleh pihak kepolisian, tidak ditayangkan proses pembubaran tersebut. Namun dalam video-video amatir yang lain entah itu dari para demostran atau dari wartawan menunjukkan hasil yang sangat berbeda dengan video dari pihak kepolisian. Ini merupakan suatu bukti bahwa di Indonesia masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang ada.
Kasus bima adalah satu dari jutaan kasus yang selalu jadi polemik antara berbagai pihak dalam menguji kebenaran-kebenaran yang terjadi, wartawan atau jurnalist adalah satu dari sekian banyak sumber yang menjadi sasaran polemik tersebut. Segala sesuatu yang ada entah itu dari siapa saja selalu jadi polemik walaupun yang membuat polemik itu tidak pernah menyaksikan secara langsung dan merasakan secara langsung.
Teori dari Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam Kasus Bima
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merumuskan sembilan element yang sangat penting untuk pekerjaan seorang wartawan yang sangat diharapkan oleh masyarakat yang menkomsumsi hasil liputan dari wartawan/jurnalist itu.
Sembilan element itu diantaranya adalah:
1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
2. loyalitas pertama wartawan adalah kepada warga
3. Intisari jurnalisme adalah sebuah disiplin verifikasi
4. Wartawan harus tetap independen dari pihak yang mereka liput
5. Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas
6. Jurnalisme sebagai Forum Publik
7. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan
8. Jurnalisme harus menjaga agar berita komprehensif dan proporsional
9. Para praktisinya harus diperbolehkan mengikuti nurani mereka
Apapun yang terjadi dalam setiap kasus jurnalist mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penyampaian informasi kepada publik, seperti yang terjadi di Bima dan lainnya. Jurnalist harus selalu siap dalam meliput berita dan menyampaikan kepada publik entah dalam bentuk audi, video dan audiovisual. Teori Bil Kovach dan Rosentiel yang menjadi acuan para jurnalist dalam kasus Bima adalah sebagai Berikut:
1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
Para Jurnalist yang meliput kasus yang terjadi di Bima telah menunjukkan loyalitas mereka kepada kebenaran. Dengan segala konsekuensinya para jurnalist berusaha untuk masuk kedalam keadaan sebenarnya dan manyampaiakn yang sebenarnya kepada publik walaupun konsekuensinya tidak ringan. Para jurnalist dengan tegas menunjukkan kebenaran-kebenaran kepada publik dengan semua bukti-buktinya. Ini merupakan suatu bukti bahwa Jurnalist benar-benar berpihak pada kebenaran.
2. Loyalitas Wartawan/jurnalist adalah kepada Warga
Seorang wartawan harus loyal kepada warga. Dalam hal ini seorang wartawan harus mampu untuk menunjukkan segala yang terjadi karena dan kepada warga, karena ita pantas untuk diketahui oleh warga. Kasus bima yang menewaskan warga bima menjadi suatu bukti bahwa wartawan loyal kepada warga yang merasa di manipulasi dan di tindak secara tidak benar.
3. Wartawan harus tetap independen dari pihak yang mereka liput
Seorang wartawan harus memiliki sikap independe dalam melakukan tugas jurnalistik, identitas jurnalistik yang kabur dapat mengubah sikap menyangkut hubungan antar jurnalis dengan sumber yang mereka liput. Indpendent dalam hal ini seorang wartawan harus mampu untuk menunjukkan kepada publik bahwa wartawan tidak terikat pada apa-apa dan siapa dalam meliput berita. Dalam kasus Bima kita bisa melihat keindpendentan seorang wartawan karena dalam kasus bima mereka tetap menunjukkan kejadian sebenarnya tanpa ada arahan dari pihak lain. Sebagai seorang pelayang publik, sudah barang tentu tidak boleh bersikap berat sebelah dalam memberikan pelayanan kepada publik(Jangan percaya Politikus, Abu Zakar, 26)
4. Memantau Kekuasaan dan Menyambung Lidah Mereka yang Tertindas
Dalam kasus Bima, kita bisa mengatakan bahwa teah terjadi manipulasi. Hal ini bisa kita lihat dalam laporan-laporan dari pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda. Dan dalam kasus tersebut masyarakat seolah-olah tidak diperhatikan. Sebagai seorang wartawan harus mampu dan berani untuk menyampaikan suara kaum yang tertindas(The Voice of the Voicelles). Hal itu telah ditunjukkan oleh wartawan karena suara dari kaum tertindas bisa didengarkan secara publik oleh semua orang.
5. Jurnalisme sebagai Forum Publik
Hasil dari peliputan dilapangan bukanlah untuk pihak tertentu namun itu adalah berita yang harus dikomsumsi oleh publik. Dan jurnalisme sebagai forum publik telah membuktikan itu dengan menyampaikan kepada publik semua yang telah terjadi dsekarang ini terutama yang terjadi di Bima.
6. Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting, menarik, dan relevan
Tujuannya adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia. Bukan semata hiburan tapi Bagaimana seorang jurnalist dengan teknik dan keprofesionalismenya mampu untuk mengubah berita menjadi hiburan dan hiburan menjadi berita(Robert Mcarty, The Jurnalist, 87). Artinya bahwa berita-berita yang disampaikan harus selalu menjadi sajian yang menarik untuk publik. Namun dalam penyampaian informasi haruslah selalu berpegang teguh pada kebenaran.
KESIMPULAN
Sebagai seorang wartawan atau jurnalist bukanlah tugas yang mudah dan gampang. Banyak konsekuensi yang harus ditanggung dalam dan selama proses peliputan dilapangan. Ancaman bisa datang kapan dan dimana saja karena tugas seorang jurnalist harus selalu standby dalam situasi apapun dan bagaimanapun. Kasus bima telah menjadi suatu bukti nyata bahwa jurnalist dengan segala konsekuensinya telah mampu mengaplikasikan beberapa element dari teori Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.
Sumber :
Kompas online, edisi tanggal 5 januari 2012.
Mcarty, Robert, The Jurnalist, 2001
Zakar Fathin, Abu, Jangan percaya Politikus, Magma, 2007.
UAS MATA KULIAH
JURNALISTIK I

![]() | |||
![]() | |||
OLEH: CESALTINO MANUEL MONTEIRO
NIM: 1031021
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKT DESA”APMD”
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar