TRAGEDI BIMA

Empat hari sebelumnya atau tepatnya pada saat kejadian di bima ada video-vodeo lain yang menunjukkan tentang kejadian dibima. Dalam video dari dokument kepolisian yang ditampilkan di salah satu TV swasta tidak menyayangkan tentang bagaimana pembubaran itu terjadi dan dalam penjelasannya pihak kepolisian hanya menjelaskan tentang awal dan akhirnya, tidak menjelaskan bagaimana proses pembubaran itu berlangsung dan lebih anehnya lagi diakhir video pihak kepolisian menjelaskan bahwa”divideo ini telah terjadi pembubaran yang disertai dengan penembakan. Yang menjadi pertanyaan, mengapa video proses pembubaran tidak ditayangkan? Ada apa dibalik semua ini? Kasus penembakan oleh pihak berwajib di bima adalah satu dari ribuan bahkan jutaan kasus yang telah terjadi di Idonesia. Dalam berbagai kasus polisi lebih banyak mengunakan senjata tajam dalam membubarkan massa. Apakah itu yang dinamakan profesionalitas kepolisian? Kita juga tidak bisa menolak bahwa polisi dilatih untuk mengamankan berbagai situasi yang mengancam keamanan masyarakat. tapi haruskah dengan cara kekerasan?haruskah dengan tembakan? Dari informasi lain yang ada mengatakan bahwa korban akibat dari kebrutalan polisi berjumlah tiga orang sedangkan dari pihak kepolisian mengatakan bahwa korban tewas sebanyak dua orang. Bila diselidiki secara logis mungkin saja data dari pihak kepolisian lebih akurat karena “mungkin” pihak kepolisian yang menjadi aktor penembakan, jadi mereka tahu berapa banyak yang mennjadi korban timah panas pihak kepolisian. Namun kita juga tidak bisa menolak begitu saja data dari pihak korban karena mereka pulalah yang menjadi korban dari timah panas pihak kepolisian. Namun satu hal yang menjadi pertanyaan adalah”pihak kepolisian udah tahu korban timah panas mereka, tapi mengapa tidak ada tindak lanjutnya?apakah penembakan itu dianggap legal?atau itu sesuatu yang wajar-wajar saja untuk kepolisian? Lalu, polisi menjaga siapa?sedangkan yang mereka tembak itu orang yang seharusnya mereka jaga?dimanakah komnasham?
Seperti yang dipaparkan diatas bahwa kejadian bima adalah satu dari ribuan kejadian yang telah terjadi dan mungkin saja akan terus terjadi, seperti yang terjadi di Papua, di Mesuji dan lain-lain. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang petinggi indonesia mengatakan bahwa”jaman Soeharto rakyat takut kepada ABRI, tapi jaman demokrasi Rakyat takut kepada kepolisian. Kita semua berharap agar masyarakat tetap merasa aman saat berada didepan, dibelakang, disampaing dan dimanapun ada polisi.
Tulisan diatas hanyalah suatu bentuk keprihatinan terhadap berbagai masalah yang terjadi akibat ulah dari pihak yang seharusnya mengamankan masyarakat. jika rakyat yang tidak merasa aman lagi saat ada polisi?apalagi saat tidak ada polisi. Semoga polisi kita tetap menjunjung tinggi nilai profesionalitas agar dimanapun polisi berada agar masyarakat merasa aman dengan kehadiran polisi.
Salut untuk Polisi.
Damai Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar