DERITA RAKYAT VS GAJI PEJABAT
Baru-baru ini Indonesia dikejutkan dengan pernyataan seorang pemimpin tertinggi Indonesia bapak Presiden Sosilo Bambang Yudoyohono yang mengeluh tentang gajinya yang selama tujuh tahun tidak pernah naik. berbagai pihak merasa terkejut dengan pernyataan tersebut termasuk juga anggota dewan perwakilan rakyat Indonesia hingga mereka melakukan aksi”kumpul koin” untuk Bapak Presiden. Jika kita telaah lebih dalam aksi anggota dewan, mahasiswa dan masyarakat yang melakukan aksi itu bukan hanya semata-mata karena rasa prihatin tetapi juga ada unsur lain dibalik itu. yang perlu dipertanyakan “ada apa dibalik semua itu?
berdasarkan bukti yang ada bahwa presiden Indonesia berhak atas gaji 62 juta perbulan. wow...Luar biasa. Kita bisa bayangkan seorang tukang bakso yang sehari mendapatkan untung 5000 rupiah saja sudah sangat bersyukur dengan itu, dan sementara seorang presiden yang jika dihitung perhari mencapai dua jutaan rupiah itu dikatakan belum cukup walaupun termasuk hari minggu dan hari libur pun dihitung.
Entah apa yang dipikirkan oleh seorang presiden pada waktu mengungkapkan pernyataan seperti itu, tapi itulah pernyataan seorang presiden yang mengungkapkan pernyataan seperti itu pada saat Negara kesatuan Indonesia berada dalam banyak permasalahan yang masih belum terselesaikan termasuk juga masalah kemiskinan. Apapun yang terjadi seorang pejabat berhak atas apa yang menjadi haknya namun juga perlu diketahui bahwa ketika hak seorang pemimpin semakin meninggi maka dimanakah hak seorang pemilih yang memilih pejabat itu?
Jika kita berjalan-jalan mengelilingi kota-kota besar di Indonesia terutama di tempat-tempat ramai dan dijalan-jalan umum, begitu banyak kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mendapatkan uang. misalnya mengamen, meminta-minta, Perampok, pemulung, prostitusi, pencurian dan lain-lain. memang itu bukanlah kesalahan siapa-siapa tetapi itu semua karena masalah uang atau yang lebih trendnya masalah ekonomi. Lalu, mengapa seorang presiden mengeluh soal gajinya saat masyarakat kecil terhimpit masalah ekonomi? apakah karena gajinya terlalu rendah? atau karena gajinya tidak setinggi dengan pejabat yang lain? Kita pun tidak bisa tidak mengakui bahwa tugas seorang presiden tidaklah segampang dan semudah jika dibandingkan dengan seorang tukang bakso atau tukang angkringan yang hanya datang dan menyiapkan perlengkapan dan melayani para tamu. seorang presiden harus menyiapkan segala sesuatu yang menyangkut kemajuan dan perkembangan Negara, melakukan lobi external dan pertemuan-pertemuan demi kelangsungan hidup masyarakat dan perkembangan Negara. Kita tahu bahwa tugas mereka sangat berbeda, tetapi mengapa harus ada keluhan? jika seorang tukang bakso megeluh karena karena dagangannya tidak laku, mungkin bisa diterima atau tukang bakso merasa rugi hari ini, mungkin bisa diterima tetapi mengapa seorang presiden mengeluh padahal dia tidak merasa dirugikan? Apakah gajinya tidak sesuai dengan pekerjaannya? atau apakah itu belum mencukupi kebutuhan dalam keluarganya?mengapa tidak mengeluh saat bulan pertama dia terima gajinya?mengapa baru sekarang dia menyampaikan keluhannya?dan yang lebih para lagi para anggota pejabat lainpun menuntut gajinya dinaikan. Apakah mau menciptakan persaingan soal gaji? Ada apa dibalik semua itu?
Untuk menjadi seorang presiden tidaklah ditunjuk seperti masa orde lama, namun sekarang ini seorang presiden dipilih oleh rakyat jadi yang perlu diutamakan adalah kepentingan pemilihnya alias rakyatnya. memang untuk membuat perubahan dalam suatu Negara yang besar seperti Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah dan gampang, bukan pula mukjijat yang bisa dilakukan dalam hitungan detik. Butuh waktu yang lama bahkan sampai bertahun-tahun lamanya. Kita juga melihat situasi Negara ini sejati tahun 1945 sampai sekarang sudah ada perubahan yang luar biasa di Negeri tercinta ini, semua itu karena kerja keras dari para petinggi Negara ini yang bekerja keras demi Negara ini dan semua lapisan masyarakat yang turut ambil bagian dalam kemajuan Negara ini. Tetapi kenyataan lain juga membuktikan bahwa sampai sekarang masih banyak penduduk yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah puas dengan yang kita miliki, kita selalu berusaha untuk mau mendapatkan lebih banyak lagi dan jika itu tidak terpenuhi kita akan terus berusaha dan berusaha untuk mengalahkan ketidakpuasan kita itu. dan kita juga sudah pasti akan mengeluh kalau yang kita dapatkan tidak sebanding dengan apa yang kita dapatkan, dalam hal ini pendapatan kita tidak sesuai dengan usaha kita, dan ujung-ujungnya kita akan mengeluh, mengeluh dan mengeluh.
kembali ke keluhan presiden, apakah itu karena apa yang dia dapatkan tidak sesuai dengan apa yang dia usahakna?
Dalam artikel ini penulis tidak menyingung soal terima atau tidak, wajar atau tidak wajar, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau tapi penulis hanya ingin memberikan suatu bahan refleksi untuk kita semua yang kadang-kadang bahkan seringkali menginginkan sesuatu tidak tepat pada waktunya. Ini adalah ekspresi perasaan atas situasi real sekarang yang sedang kita hadapi sekarang ini. Penulis tidak menyalahkan siapa karena tidak ada yang perlu disalahkan tetapi juga ada ketidakbenarannya. Semoga kita semua sadar bahwa kita semua berhak atas negara ini, kita semua punya hak dan kewajiban yang sama atas Negara tercinta ini maka kitalah harus berjiwa nasionlis atas Negara ini. sense of belonging haruslah kita tanamkan dalam hati kita semua, dan kita juga perlu belajar sesuatu dari kata-kata John F. Kennedy”Jangan Bertanya kepada negara Apa Yang Negara Berikan Kepadamu Tapi Tanyalah Pada Dirimu Apa Yang kamu Berikan Kepada Negara Ini”. Semoga Indonesia selalu jaya, aman, damai dan makmur sentosa. Tuhan berkati Indonesia.